“Anja, ini tempat kita pas kemping waktu itu kan?” ucap Tata yang sedang berjalan tepat di depan aku. Waktu itu kami memang pernah kemping di sini dan pergi ke curug Cibadak. Aku sangat ingat jarak curug Cibadak cukup jauh dan jalanannya sangat seram.
Di perjalanan kami berhenti beberapa kali untuk minum dan istirahat lima menit. Pada akhirnya menemukan sebuah jalan yang sangat menyeramkan yaitu banyak betu-batu besar sebelah kiri sudah jurang dan batu tersebut sedikit licin karena lumut.
Benar-benar menyeramkan melewati jalan tersebut, apalagi kami harus melewati jembatan yang sisi sebelah kirinya jurang juga. Setelah melewati rintangan yang sangat berat akhirnya kami sampai juga di Curug Cibadak.
Air terjunnya sangat mengagumkan, udara di sekitar sana sejuk, airnya sangat jernih dan dingin sekali. Aku, Tata, Dinda dari komunitas pramuka lain dan kak Pras naik menuju air terjun yang diatas.
Air terjunnya sangat deras tetapi di sini aku mendapatkan pengalaman yang membuat aku kesal yaitu, ketika aku sedang berdiri di pinggir batu yang tepat berada di depan air terjun. Tiba-tiba dinda dari kelompok pramuka lain mendorongku, untung saja aku tidak jatuh. Heran padahal aku tidak berbuat apapun yang membuatnya kesal.
Kami sudah cukup lama bermain air di sini sekarang saatnya pulang menuju loji nenek. perjalanan pulang terasa lebih cepat dibandingkan perjalanan ketika berangkat. Ketika perjalanan pulang, kami juga sempat melihat penangkaran elang.
Ketika sampai loji nenek kami langsung packing, mandi, penutupan acara, membereskan tenda dan pulang menggunakan troton.